Pusat Kajian Anggaran BKD SETJEN DPR RI

Temukan berbagai publikasi dokumen dari PUSKAJI ANGGARAN Badan Keahlian DPR RI mengenai Analisis dan Referensi APBN, Jurnal, Infografis dan lainnya.

Nilai Tukar Semakin Tertekan Di 2022, Tahun Depan Diprediksi Terancam Melemah

Tanggal
2022-09-05
Penyusun
-

Pada Rapat Kerja Komisi XI bersama Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanggal 31 Agustus 2022 lalu, disepakati bahwa nilai tukar rupiah (NTR) terhadap USD pada tahun 2023 berada di level Rp14.800/USD. Dengan berbagai ketidakpastian global saat ini dan kemungkinan tersebut terus berlanjut hingga tahun mendatang, maka diprediksi NTR dapat menyentuh Rp15.000/USD. Adapun posisi terakhir pada Bulan Juli 2022, NTR telah mencapai angka Rp14.850/USD. Apabila angka yang ditetapkan Pemerintah pada tahun 2023 tersebut melesat dan Rupiah mengalami depresiasi, maka akan terjadi lonjakan inflasi, dimana efek tersebut akan semakin berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga akan memberi dampak ikutan bagi APBN, yaitu akan menambah beban dari sisi belanja, terutama pada pembayaran bunga utang dan subsidi energi.

Menyikapi Kenaikan Harga Telur, Tata Kelola Niaga Hingga Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian Perlu Jadi Perhatian

Tanggal
2022-09-05
Penyusun
-

Harga telur ayam ras berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan pada tanggal 31 Agustus 2022 telah menyentuh Rp31.600 atau melonjak sebesar 7,48 persen dari bulan sebelumnya. Harga telur ini disebutkan oleh banyak kalangan merupakan harga tertinggi dalam sejarah. Hal ini tentu berdampak bagi semua pihak yang menggunakan telur sebagai bahan baku produksinya. Hasil identifikasi Badan Pangan Nasional terkait lonjakan harga telur disebabkan adanya kenaikan biaya produksi. Dimana biaya pakan seperti jagung merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi telur ayam. Disisi lain, Menteri Perdagangan menyatakan kenaikan harga telur dipicu oleh tindakan afkir dini untuk mengurangi produksi indukan yang dilakukan peternak serta adanya program bantuan sosial (bansos) milik Kementerian Sosial (Kemensos) yang turut memengaruhi stok telur di pedagang. Yang menarik, Kemensos membantah dengan mengeluarkan pernyataan bahwa bansos dalam bentuk non tunai yang diberikan pada bulan Agustus dapat dibelanjakan untuk apa saja dan dimana saja serta tidak harus dalam bentuk telur.