Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan bahwa indeks harga pangan dunia merosot selama sembilan bulan berturut-turut pada Desember 2022, turun 1,9 persen dari bulan sebelumnya. Indeks Harga Pangan FAO rata-rata 132,4 poin pada Desember, 1,0 persen di
bawah nilainya setahun sebelumnya. Namun, indeks untuk tahun 2022 secara keseluruhan menunjukkan perubahan bulanan dalam harga internasional komoditas pangan yang diperdagangkan secara umum, rata-rata mencapai 143,7 poin, 14,3 persen lebih tinggi dari nilai rata-rata selama tahun 2021. Dalam laporan tersebut juga menyatakan harga beras internasional naik, didukung oleh pembelian dan pembelian Asia apresiasi mata uang terhadap dolar Amerika Serikat bagi negara-negara pengekspor.
Di Indonesia, data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan menunjukkan pada Desember 2022 rata-rata harga beras kualitas premium secara nasional mencapai Rp13.000/kg. Harga tersebut naik 5,7% dibanding Desember 2021 (year-
on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak lima tahun lalu. Hal yang sama juga terjadi pada beras kualitas medium. Pada Desember 2022 rata-rata harga beras medium nasional Rp11.100/kg, naik 7,8% (yoy) dan menjadi harga termahal sejak 2018. Harga eceran beras Indonesia tersebut merupakan yang termahal di Asia Tenggara sesuai laporan Bank Dunia dengan tajuk Indonesia Economic Prospect edisi Desember 2022, yaitu 28% lebih tinggi dari harga di Filipina, dan dua kali lipat harga di Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Thailand.