Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh besar negara penyumbang
gas rumah kaca (GRK) global, menyumbang 2,03 persen dari emisi
global. Hal ini disebabkan oleh konversi hutan yang marak terjadi dan
besarnya lahan gambut yang kaya akan karbon. Kepadatan penduduk
yang tinggi di wilayah pesisir, luasnya garis pantai, tingginya
ketergantungan terhadap produk pertanian dan sumber daya alam serta
kapasitas adaptif yang relatif rendah menyebabkan Indonesia sangat
rentan terhadap perubahan iklim. Berdasarkan Bank Dunia, Indonesia
masuk ke peringkat 12 dari 35 negara yang menghadapi risiko kematian
tinggi akibat berbagai bahaya seperti diantaranya gempa bumi, tsunami,
letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan. Perubahan iklim
ekstrim memperburuk risiko tersebut, berupa kekeringan dan banjir
sehingga memengaruhi ketahanan pangan dan ketersediaan air.
Pemerintah menghitung perkiraan potensi kerugian ekonomi akibat dari
perubahan iklim
dari empat sektor prioritasIndonesia merupakan salah satu dari sepuluh
besar negara penyumbang gas rumah kaca (GRK) global, menyumbang
2,03 persen dari emisi global. Hal ini disebabkan oleh konversi hutan yang
marak terjadi dan besarnya lahan gambut yang kaya akan karbon.
Kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah pesisir, luasnya garis pantai,
tingginya ketergantungan terhadap produk pertanian dan sumber daya
alam serta kapasitas adaptif yang relatif rendah menyebabkan Indonesia
sangat rentan terhadap perubahan iklim. Berdasarkan Bank Dunia,
Indonesia masuk ke peringkat 12 dari 35 negara yang menghadapi risiko
kematian tinggi akibat berbagai bahaya seperti diantaranya gempa bumi,
tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan.
Perubahan iklim ekstrim memperburuk risiko tersebut, berupa kekeringan
dan banjir sehingga memengaruhi ketahanan pangan dan ketersediaan
air.